Kajian Spesial Jum’at Malam (KSJM) menjadi agenda rutin tiap pekan yang tak boleh dilewatkan. Para santri IRo-society akan selalu mempersiapkan diri agar tidak ketinggalan acara yang dapat memompa semangat dan menambah keilmuwan. Pekan ini pada 31 Mei 2024, walaupun tak dihadiri Sensei Prof. Imam Robandi acara tetap berjalan lancar karena kontribusi dari OC yang handal. Memang ada yang kurang karena Prof. Imam tak membersamai kami di zoom meeting. Kami para santri IRo-society sangat paham dengan aktivitas guru kami yang sangat padat yang tanpa lelah berbagi ilmu.

Di malam tersebut kami belajar Memaknai Merdeka Belajar bersama 6 (enam) invited speaker yang sangat luar biasa menginspirasi. Invited speaker merupakan principal Sekolah Muhammadiyah hebat dari tingkat SD hingga SMA/SMK. Mereka adalah Ustadz Pamuji Raharjo (Karanganyar), Ustadz Murdiyanto (Sragen), Ustadz Munali (Malang), Ustadz Edi Purnomo (Surabaya), Nasrul Harahab (Kartasura), dan Ustadz Ainul Huri (Salatiga). Sebelumnya para invited speaker tersebut telah diundang ke ITS untuk sharing tentang merdeka belajar bersama para dewan Profesor ITS. Hasil serapan ilmu dari pertemuan tersebut akhirnya dibagi pada santri IRo-Society lainnya. Sungguh indah semangat berbagi ilmu di IRo-society.

Setelah among tamu (Bu Susiyati dari Samarinda) menyapa para peserta KSJM, tibalah sambutan Organizing Committee (OC) yaitu dr. Izzuki Muhasonah dari Probolinggo. Beliau menyampaikan bahwa bukan Prof. Imam jika tidak memberikan tantangan bagi santri IRo-society. Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan tema sebelumnya yang sudah dipersiapkan harus berubah dengan tiba-tiba karena arahan dari Profesor yang multi talenta tersebut. Organizing Committee yang sudah sangat berpengalaman bekerja sat set dan tetap dapat mengemas acara KSJM yang apik dan menarik.

Sungguh luar biasa peserta yang bergabung di KSJM seri 223 tersebut karena menembus angka 91 partisipan. Peserta dari ujung timur Indonesia selalu setia mengikuti KSJM walaupun memiliki perbedaan waktu 2 jam dengan waktu Indonesia bagian barat. Sebutlah Ustadz Abu Nawas dari Jayapura dan Ibu Nurfin Moha dari Sorong, Papua. Tak ketinggalan pula sahabat IRo-society lainnya dari berbagai belahan pulau di Nusantara. Amak Syofni yang selalu rajin dan bersemangat walaupun sudah memasuki usia purna tugas. Beliau selalu mengingatkan saya dan peserta lainnya untuk tergabung di KSJM. Terimakasih Amak untuk konsistensinya mengingatkan kami agar terus belajar.

Sambutan peserta yang disampaikan oleh Bu Miftahul Jannah dari Gondanglegi, Malang membuat beberapa peserta tanda tanya. Hal ini dikarenakan suara dari Bu Miftah mirip dengan Bu Silvi dari Gondanglegi, Malang. Bahkan ada yang mengira mereka berdua kakak beradik. Padahal yang sebenarnya mereka berdua merupakan rekan kerja di SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi. Walaupun menjadi santri yang baru bergabung di IRo-society, kiprah Bu Miftah sangat luar biasa. Selain penulisan artikel koran, dia sudah berhasil memenuhi tantangan Prof. Imam menjadi salah satu peserta yang lolos proyek menyanyi lagu Country Road yang sempat membuat saya menyerah karena belum dapat memenuhi target dari Prof. Imam Robandi.

Tibalah waktu moderator Bu Ruciana dari Blitar untuk memandu acara. Tidak perlu menunggu waktu lama, invited speaker pertama Ustadz Murdiyanto principal SD Aisyiyah Unggulan Gemolong (SDAUG) Sragen memulai pemaparan materi. Dari beliau saya mendapat ilmu luar biasa. ustadz Murdiyanto menceritakan pada kami bagaimana kesuksesan PPDB SDAUG Sragen tanpa adanya promosi dari media cetak (brosur, banner) maupun melalui media sosial. Jumlah siswa 1031 menjadi capaian luar biasa walaupun PPDB hanya dibuka selama 3 (tiga) hari dan sudah tutup bulan Oktober. Sekolah yang menjadi pilot projek sekolah penggerak angkatan 1 tersebut melakukan inovasi program sekolah sehingga walaupun kurikulum berganti tidak akan masalah. Karena sudah jelas jenis kelamin dari sekolah sebagai value yang dapat dilihat oleh masyarakat. Untuk itulah penting bagi kita memanfaatkan setiap perubahan dengan baik, bukan malah mengekor. Dengan mengupayakan sistem sekolah baik, maka kita dapat menjadikan masalah sebagai tantangan bukan sebagai musibah. Cobalah berpikir berbasis asset bukan pada kekurangan yang kita miliki. Semua tergantung kita memaknai apa yang kita alami serta carilah celah yang dapat menguatkan visi kita. Tetaplah lakukan INOVASI, PELAYANAN yang prima dan SISTEM MANAJEMEN SEKOLAH yang mumpuni.

Invited speaker kedua yaitu Ustadz Edy Purnomo principal SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya. Kita harus memiliki satu tekad, satu semangat untuk menjadi terdepan setiap ada perubahan bukan hanya mengekor. Semangat gergaji angin (sikap tidak pernah putus asa dalam memberikan layanan pendidikan pada seluruh konsumen pengguna di SD MUDIPAT) dan “ngecat segoro” menjadi prinsip tanpa batas untuk selalu menjadi yang terdepan dalam memajukan pendidikan. Kemudian terkait merdeka belajar, tidak menjadi kerisauan dengan bergantinya kurikulum. Pada intinya memaknai merdeka belajar dalam proses belajar yang mengedepankan perpaduan terkait intra dan ekstrakurikuler. Sebagai upaya menanamkan/mempertajam kegiatan pembelajaran yang terbatas di kelas, sekolah menyiasati jumlah eskul (37-38 eskul pada tapel 2024-2025) sehingga diharapkan siswa dapat mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki sekaligus dapat mengasah skill yang dimiliki.

Invited speaker ketiga yaitu Ustadz Ainul Huri principal SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga. Beliau terkesan ketika ke ITS karena lingkungan ITS sangat sejuk, adem sehingga menyejukkan hati dan mata kita terlebih ketika melihat gedung unik dan artistik sehingga banyak inspirasi yang dapat diadaptasikan. Sebagai guru dengan adanya kurikulum baru jangan kaget, kita harus adaptif. Apapun kurikulumnya kita harus mendidik dengan tulus dan ikhlas dalam memanusiakan manusia. Kita juga mengacu sabda Rasulullah bahwa semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tualah yang membuat anak menjadi nasrani maupun majusi. Seorang guru harus pintar di dunia maya dan di dunia nyata. Guru dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sehingga dapat mengakomodir tipe belajar anak yang berbeda. Sekolah yang sempat viral karena men-carter pesawat Garuda tersebut mempertimbangkan potensi anak dan memfasilitasinya karena fitrah anak adalah beriman. Untuk itulah road map kurikulum yang berlaku di sekolah harus jelas.

Invited speaker keempat yaitu Ustadz Pamuji Raharjo principal MIM SUKA Kartasura, Surakarta yang mengawali pemaparan materi dengan mengajak partisipan untuk mereview tentang makna kurikulum. Kurikulum dalam dunia pendidikan merupakan sekumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa supaya mendapatkan ijazah atau penghargaan. Beliau menuturkan bahwa sebuah kesuksesan lembaga pendidikan adalah jika dapat tumbuh dan berkembang. Makna merdeka belajar sesungguhnya meliputi siswa semakin mandiri, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Hal ini dapat diwujudkan salah satunya dengan memberi ruang yang luas kepada siswa dalam memilih metode dan gaya belajar. Selain itu guru harus dapat melayani dan membimbing siswa sesuai dengan karakternya. Tidak membedakan dalam melayani pembelajaran siswa baik yang berkebutuhan khusus ataupun tidak serta adanya kriteria dan pedoman yang jelas untuk mencapai kesuksesan pembelajaran. Pemaparan materi ditutup dengan menampilkan pidato dari Mendikbud yang begitu menyentuh hati setiap guru.

Invited speaker kelima yaitu Ustadz Munali principal SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang. Ada 11 slide yang ditampilkan dengan begitu apik dan penuh warna. Walaupun bukan hanya sekali ke gedung ITS, namun pesona ITS yang sejuk akan menjadi magnet bagi siapapun yang kesana. Beliau menuturkan bahwa di SMK Mutu Gondanglegi ada 26 bidang bakat minat di luar kenormalan yang difasilitasi dengan tujuan memberikan keberanian siswa untuk menjadi fasilitator. Sekolah harus dapat menampung dan memfasilitasi bakat dan minat siswa. Sementara tentang merdeka belajar menurut Ustadz Munali adalah kebebasan pada kita untuk menjadi seperti apa. Untuk mewujudkan hal tersebut kita harus selalu berada di lingkungan yang baik serta jangan pernah berhenti berbuat baik.

Invited speaker terakhir yaitu Ustadz Nasrul Harahab principal SMA Muhammadiyah Al Kautsar Program Khusus Kartasura. Beliau menyampaikan bahwa sekolah harus fokus pada layanan serta diferensiasi program sebagai pemikat pada konsumen. Selain itu beliau menuturkan ciri khas kurikulum merdeka meliputi peningkatan ketrampilan dan karakter (contoh diskusi keislaman dan kebangsaan, siswa membuat paper sederhana, Jum’at pagi siswa presentasi, public speaking tiap pekan), fokus utama pada materi esensial (contoh bahasa Inggris memakai kurikulum internasional), dan kegiatan pembelajaran yang lebih fleksibel (contoh Sultan (Konsultasi dan bertanya)). Beliau berharap jika kurikulum dilanjutkan, maka paradigma guru harus dipahamkan terutama tentang karakteristik anak, jam belajar guru dan kompetensi guru harus menjadi prioritas untuk ditingkatkan.