Sabtu yang cerah pada 15 Juli 2023 ibarat magnet yang selalu dinanti. Kegiatan lokakarya ke-2 alhamdulillah dapat dilalui dengan penuh keceriaan dan semangat di hati. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara pendidikan guru penggerak angkatan 8 yang biasanya dilaksanakan sekali dalam sebulan dan dapat digunakan sebagai ajang menambah ilmu sekaligus memperkuat silaturahmi. Lokakarya 2 kali ini bertempat di SMPN 7 Jember dan SMAN 1 Jember yang terbagi menjadi 10 kelas. Kebetulan lokasi kelompok kami berada di SMPN 7 Jember yang berada di daerah Slawu. Sudah lama saya tidak ke sini dan melihat banyak perubahan yang membuat suasana sekolah lebih nyaman salah satunya yaitu perluasan area ibadah dan penambahan spot taman di dekat musholla.

 

Satu hal yang saya suka dari setiap lokakarya adalah kita akan bertemu dengan teman CGP yang berbeda. Hal ini dikarenakan peserta tiap lokakarya akan diacak posisi tiap kelasnya sehingga memperkuat ikatan silaturahmi antar CGP angkatan 8. Pada kesempatan lokakarya kali ini saya tergabung di kelas Kab. Jember 1 yang terdiri dari 3 kelompok CGP yaitu dengan pengajar praktik Pak Purwono (SDN Ajung 2), Bu Dina (SMKS Trunojoyo) dan Pak Suhendro Purwanto (SDN Sempusari 01). Setiap lokakarya pasti akan ada hal menarik yang dapat dipetik. Untuk itulah saya tuangkan dalam bentuk karya tulisan agar tetap teringat sepanjang waktu di memori otak.

 

Hal yang dipelajari pada kegiatan lokakarya kali ini meliputi Presentasi Perkembangan dan Umpan Balik Prakarsa Perubahan Level Diri (Aksi Nyata 1.3), Presentasi dan Umpan Balik Rencana Penyampaian Penerapan Disiplin Positif (Aksi Nyata 1.4), presentasi keyakinan kelas dan segitiga restitusi. Alhamdulillah dengan kegiatan lokakarya 2 ini pemahaman saya tentang modul 1.4 (Budaya positif) semakin bertambah dan memperkuat semangat diri untuk melakukan perubahan. Memang betul kata pepatah, kalau kita bergaul dengan penjual minyak wangi, kita akan ikut wangi. Artinya jika kita bergaul dengan orang hebat maka mau tidak mau paling tidak kita akan ketularan semangat dan termotivasi untuk menjadi hebat juga.

Kegiatan berlalu dengan sangat cepat. Hal ini dikarenakan setiap CGP dapat mengikuti kegiatan ini dengan penuh semangat dan riang gembira. Tatkala semangat mulai kendor, maka ice breaking akan disajikan dan mengembalikan semangat dan konsentrasi. Tepuk konsentrasi, pohon yang rindang, a ram sam sam merupakan ice breaking yang menggugah semangat dan mengendorkan otot kami di tengah aktivitas yang harus dijalani. Seharusnya kegiatan seperti inilah yang dilakukan guru tatkala melihat kondisi murid yang sudah mulai tidak bersemangat. Kejemuan dan rasa capek selalu menghinggapi setiap orang. Untuk itulah sangat penting untuk mengembalikan konsentrasi dan semangat.

Praktik keyakinan kelas dan segitiga restitusi menambah keyakinan saya bahwa paradigma berpikir kita harus berubah. Di masa depan hukuman akan semangat tidak relevan. Kita tidak dapat menyalahkan murid yang sering melakukan pelanggaran karena tidak ada efek jera dari hukuman sebelumnya. Untuk itulah pentingnya keyakinan kelas dibentuk agar kesepakatan yang disusun bersama lebih mudah diterapkan dan ada komitmen bersama untuk mewujudkannya. Tatkala ada murid yang melakukan pelanggaran, posisi kontrol kita sebagai guru janganlah sebagai penghukum yang akan membuat murid semakin bersalah dan semakin rendah diri. Ubahlah posisi kita sebagai manager yang menerapkan segitiga restitusi dengan 3 tahapan yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan dan menanyakan keyakinan. Penanganan dengan konsep segitiga restitusi ini lebih bermakna karena murid akan lebih menyadari kesalahannya dan mampu mengembalikan murid pada dunia berkualitas yang mereka miliki.

Alhamdulillah di waktu rehat sholat Dzuhur kami dari kelas 98.A dan 98.B dapat bertemu. Waktu untuk foto bersama tak kami lewatkan dan langsung kami kirimkan ke grup yang terdapat fasilitator di dalamnya. Respon positif kami dapatkan dari fasilitator (Pak Zainulloh, Probolinggo) yang selalu setia mendampingi kami di setiap sesi daring. Kuatnya ikatan silaturahmi ini tak membuat kami egois dan saling menjatuhkan. Walaupun kami berbeda pengajar praktik, namun semangat untuk lulus bersama dan saling menguatkan sangat terasa dan membedakan kami dengan kelas lainnya. Hal ini diceritakan Bu Dieta (SMAN 1 Jember) yang merasakan rasa berbeda ketika bertemu dengan kelompok lain ketika lokakarya ini. Mendengar hal ini saya semakin bersyukur dapat dipertemukan dengan CGP hebat dan fasilitator yang selalu mendukung kami.

Refleksi kegiatan di akhir sesi menjadi pertanda bahwa lokakarya 2 akan segera berakhir. Dari penyampaian beberapa CGP termasuk saya sendiri semakin menunjukkan bahwa lokakarya hari ini luar biasa. Ilmu, kenyamanan, semangat dan kebersamaan menjadi hal menarik yang dapat saya petik hari ini. Kembali rasa syukur saya haturkan kehadirat ilahi Robbi yang sudah memberikan kesempatan saya mengikuti kegiatan CGP ini. Pengembangan diri saya menjadi semakin kuat dan luas. Kesempatan bertemu orang hebat bahkan teman lama yaitu Bu Vivin (dulu pernah mengajar di SMP Muhammadiyah 1 Jember) dan Mas Heri Wahyudi (kakak tingkat sewaktu kuliah) menjadi bonus gembiraan hati walaupun tak sempat foto bersama. Harapan saya selanjutnya semoga lokakarya berikutnya ada hikmah yang dapat saya petik dan dapat saya terapkan di dunia nyata untuk transformasi pendidikan menuju pendidikan yang lebih berkualitas dan bermartabat. Mari para CGP hebat kuatkan niat. Tergerak, bergerak, menggerakkan.